Dalam
kehidupan sehari-hari, bilangan yang kita pergunakan untuk menghitung adalah
bilangan yang berbasis 10 atau disebut Sistem Desimal. Setiap
tempat penulisan dapat terdiri dari simbol-simbol 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Susunan penulisan bilangan menunjukan harga
/ nilai tempat
dari bilangan tersebut misalnya, satuan,
puluhan, ratusan dst. Tempat penulisan semakin kekiri menunjukan nilai tempat bilangan
yang semakin tinggi. Dalam
teknik Digital maupun teknik
mikroprosessor pada umumnya bilangan yang dipakai
adalah
bilangan
yang
berbasis 2 atau Sistem Biner. Dalam sistem biner disetiap tempat
penulisan hanya mungkin menggunakan simbol 0, atau simbol 1, sedangkan nilai
tempat bilangan tersusun seperti pada sistem desimal. Di bawah ini adalah
bilangan 1001 dalam beberapa bentuk sistem bilangan
Disamping sistem Desimal dan sistem Biner dalam
gambar terlihat pula bilangan yang berbasis 8 atau sistim Oktal dan bilangan
yang berbasis 16 atau sistem Heksadesimal.
Sistem
Desimal ( Dinari )
Pada sistem desimal
( lat. decum =10 ), seperti
telah kita ketahui
bersama bahwa sistem ini
berbasis 10 dan mempunyai 10 simbol yaitu dari angka 0 hingga 9. Setiap tempat mempunyai
nilai kelipatan dari 10 0, 10 1, 10 2, dst . Penulisan
bilangan terbagi dalam beberapa
tempat dan banyaknya
tempat tergantung dari besarnya bilangan. Setiap tempat mempunyai besaran tertentu yang harga masing-masing tempat secara urut dimulai
dari kanan disebut
Kebiasaan sehari-hari harga suatu
bilangan
desimal dituliskan dalam bentuk
yang
mudah sbb :
10932 = 1 . 10000 + 0 . 1000 + 9 . 100 + 3 . 10 + 2 . 1
= 1 . 10 4 + 0. 103 + 9 . 10 2 + 3 . 10 1 + 2 . 10 0
Sistem Biner
Sistem Biner ( lat. Dual ) atau “duo” yang berarti 2, banyak dipakai untuk sinyal
elektronik dan pemrosesan data. Kekhususan sistem biner untuk elektronik yaitu bahwa
sistem biner hanya mempunyai 2 simbol yang berbeda, sehingga
pada sistem ini hanya dikenal
angka “ 0 “ dan angka “1 “.
Dari gambaran
di atas seperti halnya pada sistem desimal,
cara penulisannya dapat
dinyatakan
secara langsung sbb :
10101 = 1 . 2 4 + 0. 23 + 1 . 2 2 + 0 . 2 1 + 1 . 2 0
Dual = 1 . 16 + 0. 8 + 1. 4 + 0 . 2 + 1 . 1
= 21 ( desimal )
Setiap tempat pada bilangan biner
mempunyai kelipatan 2 0, 2 1, 2 2, 2 3 dst. yang dihitung dari kanan kekiri.
Selanjutnya kita juga dapat merubah bilangan desimal ke bilangan biner atau
sebaliknya dari bilangan biner ke bilangan desimal.
Sistem
Oktal
Aturan pada sistem oktal ( lat. okto = 8 ) sama
dengan aturan yang dipergunakan pada sistem bilangan desimal atau pada sistem bilangan biner. Pada
bilangan oktal hanya menggunakan 8 simbol yaitu angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 dan setiap nilai tempat
mempunyai kelipatan 8 0, 8 1, 8 2, 8 3, 8 4, dst.
3174(8) = 3. 83 + 1 . 8 2 + 7 . 8 1 + 4 . 8 0
= 3. 512 + 1 . 64 + 7 . 8 + 4 . 1
3174(8) = 1660 (10)
Sistem
Heksadesimal
Sistem Heksadesimal yang juga disebut Sedezimalsystem, banyak dipakai pada teknik
komputer. Sistem ini berbasis 16
sehingga mempunyai 16 simbol yang terdiri dari 10 angka yang dipakai pada sistem desimal yaitu angka
0 … 9 dan 6 huruf
A,
B, C, D, E dan F. Keenam huruf tersebut
mempunyai harga desimal
sbb : A = 10; B = 11; C = 12; D=13; E = 14 dan F = 15. Dengan demikian untuk
sistem heksadesimal penulisanya dapat menggunakan angka dan huruf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar