Emosi negatif adalah peringatan Allah agar kita mengubah persepsi (cara pandang) dan prosedur (tindakan atau perilaku).
Apakah yang mengubah hidup kita? Tindakan. Apakah ibu dari segala tindakan? Keputusan. Apakah semua keputusan diikuti dengan tindakan? TIDAK. Keputusan yang diikuti dengan tindakan hanyalah keputusan yang diambil dalam suasana emosi yang tepat. Dapatkah kita menempatkan diri dalam suasana emosi yang tepat? Bukankah emosi berada diluar kendali kita? Bukankah emosi merupakan respon spontan atas kejadian atau perbuatan orang terhadap kita?
Kita dapat menempatkan diri dalam suasana emosi yang tepat, dimana dan kapan saja kita menginginkannya. Emosi sepenuhnya berada dalam kendali kita.
Pertama, mengubah persepsi. Allah mengikuti persangkaan hamba. Jika hamba berprasangka baik, niscaya Allah akan memperlakukannya dengan baik pula, sebaliknya kalau hamba berprasangka buruk, maka Allah akan memperlakukannya dengan buruk sesuai dengan persangkaannya. Dalam psikologi, harapan yang terpenuhi dengan sendirinyadisebut self-fulfilling propechy. hendaknya kita memfokuskan perhatian pada hal-hal yang akan membuagt kita mensyukuri karunia Allah.
Kedua, mengoptimalisasikan fisiologi tubuh kita. kondisi tubuh sangat mempengaruhi emosi. Postur tubuh yang baik (badan tegak pada posisi duduk dan berdiri, bahu sejajar dengan panggul) akan memperngaruhi fisiologi tubuh sehingga berpengaruh pada emosi kita.
Ketiga, menetapkan dan mencapai tujuan-tujuan yang berharga. kalau kita sibuk menetapkan dan mencapai tujuan-tujuan yang berharga, tak akan ada lagi tersisa waktu untuk iri, riya, dan mengalami sejumlah emosi negatif lain.
Keempat, gunakan pereda emosi. Ketika kita marah, ucapkan astagfirullah. Ketika kita sedih dan merasa kehilangan, ucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raajiun. ketika bahagia, ucapkan alhamdulillah. ketika kagum, ucapkan subhanallah. ketika takut, ucapkan allahuakbar. ketika panik, ucapkan laa hawlaa walaa quwwata illa billah.